(Ditulis ulang dr buku "Menjadi Muthowif anda di Tanah Suci" karya Rafiq Jauhary, Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah Bersertifikat Kementerian Agama RI)
Barangkali anda belum mengerti, namun sejatinya sudah bukan lagi menjadi hal rahasia. Cara penyembelihan kambing yang banyak ditempuh jamaah haji indonesia dikuasai oleh para mafia.
Motif yang dipakai sebenarnya cukup sederhana, hanyalah pengalihan perhatian semata. Namu siapalah yang peduli dan mencermatinya.
Sebagian besar juragan menawarkan kambing beserta jasa pemotongannya dengan disertai bonus city tour. Misalkan ustadz fulan, beliau membimbing 100 jamaah haji Tamattu' dari daerahnya. Suatu hari datang juragan kambing kepada beliau menawarkan kambing dan jasa penyembelihannya dengan harga 350 real. Setelah tawar menawar maka si juragan berjanji akan memberikan bonus city tour bagi seluruh jamaahnya ke berbagai tempat di Mekah. Mulai dari Gunung Tsur, Arafah, Mudzdalifah, Mina, Ji'ranah,Gunung Nur, atau mungkin ditambah museum dua Tanah Suci yang berdekatan dengan peternakan unta dan Masjid Aisyah.
Setelah terjadi kesepakatan; dengan kelihaiannya negosiasi si juragan akan menawarkan supaya kambing dipotong sebelum hari tasyriq. Ia mengambil pendapat lemah dari seorang ulama yang memperbolehkan memotong kambing hadyu sebelum hari tasyriq. Seolah tersihir, entah bagaimana si ustadz pun mengamini. Mungkin beliau ditakuti dengan persediaan kambing yang terbatas jika menyembelihnya di hari tasyriq, persewaan rumah pemotongan yang mahal dan lainnya.
Maka pada hari yang ditetapkan, para jamaah pun bersiap untuk menyaksikan penyembelihan kambing yang mereka beli dan akan dilanjutkan dengan city tour seperti telah dijanjikan oleh si juragan.
Pagi dini hari para jamaah pun telah berkumpul dan bus menjemputnya menuju kandang kambing yang berdekatan dengan tempat penyembelihan. Setelah lama menunggu kesiapan tim, dengan bahasanya si juragan akan menjelaskan kehebatannya menembus ke berbagai peternakan dan tempat penyembelihan, tak ingin kalah hebat dia pun akan memperkenalkan seorang Arab berbaju putih sebagai dokter hewan yang memeriksa kesehatan hewan sembelihan.
Setelah seluruh hewan dinyatakan sehat, bersama-sama si juragan pun mengajak para jamaah untuk menghitung jumlah kambing yang dipesan untuk dikelurkan dari kandang untuk digiring menuju tempat penyembelihan.
Dan mulailah satu persatu kambing disembelih, sementara matahari kian meninggi. Sepuluh, lima belas, dua puluh hingga dua puluh lima kambing disembelih. Mulailah tampak para jamaah tak sabar menunggunya, bahkan beberapa di antaranya sudah jenuh dan menunggunya di atas bus ber AC.
Melihat kondisi demikian si juragan pun dengan halus (baca:licik) berkata kepada ustadz di hadapan para jamaah, ia menawarkan apakah jamaah masih ingin menonton pemotongan hewan hingga usai atau melanjutkan perjalanan untuk city tour seperti yang ia janjikan?
Tentu ini bukan sebuah pilihan, menunggu penyembelihan usai sama halnya dengan menghilangkan kesempatan shalat berjamaah zuhur di masjidil haram, dan harapannya untuk menikmati city tour pun sirna karena supir bus tak akan mau menunggu lama.
Dapat dipastikan, serentak para jamaah dan ustadz akan memilih untuk melanjutkan city tour. Lalu bagaimana dengan kambing yang telah dibeli? Inilah permainnanya. Puluhan kambing sisanya akan dimasukkan kembali dalam kandang, atau bahkan lebih licik lagi beberapa kelompok yang disertai dengan makelarnya mereka sama sama mengakui bahwa yang dipotong adalah miliknya.
Berbagai modus dipakai para mafia kambing yang justru sebagian besar berasal dari indonesia. Diantara modus yang dipakai seperti yang dialami sejumlah jamaah di atas, dan masih banyak modus licik yang dipakai para mafia kambing ini.
Jangan sembarangan memilih perusahaan penyedia kambing hadyu atau dam. Hendaknya anda lebih cermat dan hati hati. Mintalah salinan tashrih (ijin) pada siapa saja yang menawarkan kambing pada anda, karena kementerian haji hanya akan memberikan tashrih pada beberapa perusahaan, dan selebihnya adalah Ilegal.
Perhatikan berbagai jenis dan harga kambing, jangan terlena dengan harga yang miring. Karena harga kambing relatif sama dengan yang kita jumpai di Indonesia (berkisar antara 1jutaan) dan harga yang terpaut jauh dibawah itu hanya akan membuat anda curiga, karena kambing yang kita terima hanya sekecil anjing yang kemungkinan belum cukup umur.